Siapkan Tisu Buat Nonton “Ngeri-Ngeri Sedap”
Drama keluarga yang disajikan apik oleh para pemainnya. Ngeri-ngeri sedap mampu membuat penonton termehek-mehek sambil mengingat realitas sekitar yang memang demikian.
Ngeri-ngeri
sedap pas ditonton bersama keluarga agar sama-sama belajar bagaimana menjadi
orang tua, anak, menghormati adat dan budaya.
Film
“Ngeri-Ngeri Sedap” adalah drama keluarga yang diperankan oleh para pelawak.
Diperankan apik oleh Arswendy Beningswara Nasution, Tika Panggabean, Boris
Bokir Manullang, Gita Bhebhita Butar-butar, Lolox, dan Indra Jegel. Sutradara
film ini adalah Bene Dion Rajagukguk.
Pak
Domu (Arswendy Beningswara Nasution) dan Mak Domu (Tika Panggabean) memiliki
empat orang anak, yaitu Domu, Sarma, Gabe, dan Sahat. Sarma satu-satunya anak
perempuan yang tinggal di rumah sedangkankan ketiga saudara laki-lakinya
merantau ke Jawa. Keempat anak mereka menjadi orang ‘sukses’. Semua sarjana dan
memiliki masa depan yang cemerlang. Domu bekerja di BUMN. Sarma PNS di kampong halamannya.
Gabe calon artis ibu kota dan Sahat mengabdi di desa tempat dulu ia KKN di
Yogyakarta.
Keluarga
ini juga keluarga idaman di kampung halaman mereka. Orang tua mereka dinilai
orang tua yang sukses membesarkan anak dan dapat membanggakan orang tua.
Konflik
muncul ketika keluarga ini akan mengadakan acara adat batak untuk neneknya. Pak
Domu dan Mak Domu kesulitan mengajak ketiga anak lelakinya pulang. Mereka
bertiga malas pulang ke rumah karena hubungan dengan Pak Domu tidak baik.
Pak
Domu dan anak-anaknya sering berselisih pendapat. Pak Domu sosok yang kaku dan
belum dapat menerima hal-hal baru sesuai perkembangan zaman. Ia kekeh dengan
kebiasaan lama sedangkan anak-anaknya ingin keluar dari adat-adat nenek
moyangnya.
Dari
sini, konflik terus berdatangan dan drama pun dimulai. Pak Domu dan Mak Domu
membuat drama akan bercerai.
Padahal
di adat batak dan di agama Kristen perceraian dilarang. Dengan berbagai drama
apik yang diperankan oleh Pak Domu, Mak Domu, dan Sarma mereka pun pulang ke
rumah. Namun, masalah menjadi semakin rumit karena drama harus dilanjutkan
sampai acara adat digelar.
Cerita
masih panjang, dalam film ini kita bisa belajar bagaimana menjadi orang tua,
anak, dan saudara. Komunikasi menjadi kunci paling penting dalam sebuah
hubungan. Dan usia tidak menghalangi orang untuk terus belajar sehingga mampu
terbuka terhadap perkembangan zaman dan perubahan. Di sisi lain, melestarikan
adat yang baik juga menjadi hal yang baik.
Komentar
Posting Komentar