Lenyap
Senyap saat aku pegang kertas beramplop cokelat. Dokter pun mengulurkan berkas dengan senyum menenangkan. Nafasku sesap lalu aku hembuskan berulang-ulang. Perlahan aku buka lembaran-lembaran surat keterangan dokter. Aku baca perlahan, tenang, dan sabar. Ada yang berbeda. Aku tanyakan maksudnya apa. Dokter pun menjelaskan dengan seksama. Tercengang dan tertegun seakan aku tak percaya. Kenapa harus aku yang mendapatkan ‘berkah’ Tuhan. Berkah yang terkadang tak seorang pun mengharapkannya. “Lenyap anganku” suara otaku menggema menuju kalbu. “Kamu terlalu lemah, tak mampukah kamu bertafakur, Tuhan menunjukmu untuk alasan yang kelak kamu akan tau” jawaban kalbu berusaha menenangkanku.
Resah perlahan menyapaku. Ku buka Al Qur’an. Ku mau mencoba apa
yang telah Kau akadkan. Ku baca perlahan dan belum aku temukan jawaban. Aku
ulang-ulang dan aku tak akan menyerah karena aku percaya ketentuan-Mu benar.
Belakangan aku merasakan, ketentuan-Mu Engkau hantarkan. Ketenangan telah
datang. Do’a-do’a Engkau kabulkan. Wujud syukur aku haturkan. Kedatangan-Mu
telah kurasakan. Dan apa yang telah berlalu adalah kodrat-Mu.
Semuanya telah berlalu. Penggalan masa lalu yang akan membuat
aku kuat. Sekarang aku mampu mendongeng. Mendongeng semua yang telah lalu.
Tatap aku, aku tak selemah dulu. Masa laluku telah lenyap bersama udara malam.
Aku dapat setegak dan setegar pohon kelapa. Semua karena kemurahan-Mu. Bolehkah
aku memohon kepada-Mu? Tentu saja Engkau bolehkan, bahkan Engkau mengancam,
kalau aku tak memohon tandanya aku sombong. Tuhan, aku mau layaknya pohon
kelapa. Bermanfaat segalanya. Sederhana bukan?
Saatnya ku buka lembaran baru. Bukuku belum tamat. Aku tengok
ternyata baru lembaran dua puluh delapan tambah empat. Aku pun tak tahu akan
berujung pada halaman berapa. Tak perlulah merenungkannya. Sekarang saatnya
menebar senyum wujud syukur atas anugerah-Nya.
Senyum aku kembangkan, aku persembahkan untuk seputarku. Untuk
semesta yang selalu mendukungku. Untuk keluarga yang selalu memanjakanku.
Lenyap sudah aku suruh menjauh. Sekarang aku mau syukur selalu menyapaku.
Sapaan pertama saat membuka mata dan sapaan terbelakang saat menutup mata.
Lenyap akan selalu bertukar dengan kemunculan hal yang baru. Pelanjut akan selalu ada. Bukankah Tuhan selalu menentukan akan ada kemudahan setelah kesukaran? Lalu apa yang kau resahkan? Jalankan saja ketentuan-Nya dengan rasa syukur. Kalau aku dapat berpendapat mudah, semua akan mudah. Bukankah segala sesuatu serupa dugaan hamba-Nya?
#PenulisanKreatif #350kata #TakKurangTakLebih #TanpaHuruf(i)
Real Madrid Bet - £1 BONUS OFF WINNING ON 8 Decemberdafabet dafabet
BalasHapusdafabet dafabet
bet365 bet365
Winstar Social Casino Promotions - Casinoland.jp